[TV Show] Photo Face-Off

PFO show page banner 2Sumber

Kiri ke kanan: Jia Jun, Richard, Justin Mott, Willy Lesmana, Christy, Phuong

Ketika pertama kali saya melihat tayangan ini, yang langsung teringat adalah pendapat Mbak Dey tentang hasil sebuah foto. Ketika melihat sebuah foto yang keren, faktor mana yang paling mempengaruhi? ‘Man Behind The Gun’ atau ‘The Gun’?

Mbak Dey pernah membuat postingan yang berjudul ‘Tentang Kamera‘. Tentang perdebatannya dengan salah seorang blogger juga. Kalau Mbak Dey berpendapat ‘The Man Behind The Gun’ lah yang berpengaruh, lawan bicaranya berpihak ke ‘The Gun’. Ya, iyalah kalau sama berarti gak ada perdebatan hehehe..

Photo Face Off adalah sebuah reality show tentang kompetisi fotografi. 5 orang fotografer amatir melawan 1 orang fotografer profesional untuk memperebutkan tiket ke NY untuk melakukan tugas foto resmi dan mengikuti Canon Photo Clinic di Jepang. 5 fotografer tersebut adalah Willy Lesmana (Indonesia), Christy (Malaysia), Jia Jun (Singapore), Richard (Thailand), Phuong (Vietnam). Fotografer profesional yang akan melawan 5 fotografer amatir, yaitu Justin Mott.

Kelima fotografer amatir itu tidak bertarung secara keroyokan melawan Justin Mott. Tetap bertarung 1 lawan 1 di negara masing-masing fotografer amatir. Setiap pertarungan dibagi kedalam 3 tantangan, yaitu kecepatan, tema, dan ektrim.

Pada tantangan kecepatan, fotografer amatir dan pro diminta memotret dengan tema yang sudah diberikan penyelenggara dan waktu yang terbatas. Misalnya, ketika berada di Thailand, tantangan kecepatannya adalah memotret wajah bahagia anak batita yang ada di lokasi.

Pemenang dari tantangan kecepatan bisa memilih salah satu dari 3 tema yang diberikan pada tantangan tema. Setelah tantangan tema selesai, lanjut ke tantangan terakhir yaitu tantangan ekstrim. Pada tantangan ekstrim, fotografer amatir dan pro melakukan pemotretan sambil berkegiatan ekstrim. Misalnya, fotografer diminta memotret pemain akrobat yang berjalan di tali. Tentunya fotografer tersebut motret sambil diikat di tali badannya dengan ketinggian tertentu pula.

Angka penilaian diberikan pada tantangan tema dan ekstrim. Apabila jumlah total dari penilaian tersebut dimenangkan oleh fotografer amatir, maka dia berhak mendapatkan Canon EOS 7D Mark II. Sedangkan kalau fotografer pro yang menang, berhak mendapatkan hadiah US$5.000

Untuk menentukan pemenang dari tiap tantangan, Juri gak dikasih tau pemilik dari masing-masing foto. Jadi, hasilnya fair, lah. Karena gak tau mana hasil jepretan amatir atau pro.

Ngomong-ngomong tentang ‘the gun’, semua fotografer (amatir dan pro) diberikan ‘gun’ yang sama untuk setiap tantangan. Penyelenggara yang menentukan kamera apa yang dipakai untuk setiap tantangan. Mulai dari pocket sampai DSLR. Yang pasti merknya Canon, karena Canon sponspor kompetisi ini.

Dari 3 episode yang udah saya tonton, saya menjagokan fotografer Indonesia yaitu Willy Lesmana. Melihat profilnya, Willy dikatakan sudah sering memenangkan lomba fotografi amatir, termasuk menjadi pemenang dari lomba Canon Photo Marathon Indonesia 2013. Di ajang Photo Face-Off ini pun katanya Willy merupakan pesaing terberat dari peserta fotografer amatir lainnya.

Sayang, Willy kalah melawan Justin. Padahal di tantangan pertama dia udah menang. Cuma di tantangan kedua dan ketiga dia kalah nilai. Cukup jauh selisih angkanya, sekitar 30-an. Tapi, setidaknya pernah sekali menang, lah. Fotografer amatir dari Thailand malah kalah dari semua tantangan. Tapi, hasil foto tantangan ekstrim yang peserta Thailand itu keren walopun kalah.

Mungkin gak, ya, fotografer amatiran bisa menang lawan yang pro? Mungkin aja, buktinya Jia Jun, fotografer yang dari Singapore menang melawan Justin. Dia menang di tantangan pertama. Trus di tantangan tema, dia juga menang. Cuma kalah sekali pas di tantangan ekstrim. Tapi hasil total penilaian tetep dimenangin fotografer amatir Singapore. Karena nilainya di tantangan tema lumayan gede sih selisihnya sama Justin.

Kalau saya perhatiin, walopun setiap peserta dikasih kamera yang sama tapi punya style dan sudut pandang masing-masing. Justin Mott, fotografer pro, beberapa kali saya lihat seneng foto dengan membuat bingkai. Misalnya dia ambil daun yang bolong, trus dia motret dari balik daun itu. Jadi, hasil fotonya kayak berbingkai. Gak cuma daun, beberapa kali dia pakai benda sekitarnya untuk dijadikan bingkai.

Di History Channel, udah berjalan 4 episode. Saya sendiri baru nonton 3 episode. Jadi, belum tau siapa yang akan menang. Karena sampai saat ini, tidak ada sistem eliminasi. Fotografer amatir yang sudah kalah atau menang melawan Justin, akan lanjut ke babak pertarungan berikutnya.

Yang kurang saya sukai dari acara ini adalah ada sedikit dramanya. Misalnya, ketika di Indonesia, pas tantangan pertama kan tentang berburu sunrise. Waktu Willy lagi berburu sunrise dari sebuah gazebo, tau-tau justin dateng dengan membawa sepasang bule dan bilang ke Willy kalau dia mau foto pasangan bule itu di Gazebo. Dan, Willy gak boleh ngikutin karena itu modelnya dia. Terpaksa deh Willy sambil rada mangkel, melipir cari objek lain. Padahal dia duluan tuh yang motretin gazebo. Untung aja Willy tetep menang.

Trus, pas kompetisi di Thailand, Justin rada kesel karena Richard, fotografer amatir Thailand ikut-ikutan foto model anak kecil yang udah dia pilih. Alasan Richard (fotografer Thailand), gak apa-apa juga modelnya sama yang penting cara motretnya beda. Anak kecil yang dipilih sama fotografer Thailand nangis melulu makanya dia akhirnya ikutan pake modelnya Justin.

Tapi itu cuma kekurangan kecil dari tayangan ini. Namanya juga reality show. Kayaknya gak sedap kali ya kalau gak ada dramanya hihihi. Selebihnya bagus kok acaranya. Bisa buat ide-ide kalau mau motret, walopun saya amatiran banget. Karena ada berbagai ide, strategi, tips dari peserta amatir atau pro. Saran dan kritik dari para juri juga bisa kita pelajari.

Jadi, The Man Behind The Gun vs The Gun, kira-kira pilih mana? Syaa nonton dulu sampe acaranya selesai, ah. Tapi, selama 3 episode yang saya tonton sih kayaknya faktor the man behind the gun. Karena kamera yang mereka pakai itu sama, tapi hasil bisa berbeda-beda. Jadi, kalau kita cuma punya kamera pocket, jangan buru-buru minder sama yang punya DSLR. Waktu para peserta amatir dan pro dikasih kamera pocket untuk berburu foto, hasilnya sama kerennya, kok. Begitu juga ketika mereka sama-sama dikasih DSLR 😉

6 thoughts on “[TV Show] Photo Face-Off

  1. Zippy says:

    Ah, eventnya keren ya 😀
    Eh tapi bener lho, kadang kamera pocket gak klah keren dibanding kamera DSLR.
    Tergantung yang pakenya.
    Kalo pinter “ngoprek” pasti hasil fotonya bagus 😀

    Like

Leave a comment